Anjuran Mengunjungi Teman-Teman Yang Shalih
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Anjuran Mengunjungi Teman-Teman Yang Shalih merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al Busty rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 20 Rabbi’ul Awwal 1440 H / 28 November 2018 M.
Download mp3 kajian sebelumnya: Persahabatan Dalam Islam
Kajian Tentang Anjuran Mengunjungi Teman-Teman Yang Shalih – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Ini adalah anjuran untuk berkunjung kepada teman-teman yang shalih dan memuliakan mereka. Manusia adalah makhluk sosial, ia butuh teman, dia butuh orang lain yang hidup bersamanya. Maka tentu seorang yang berakal berusaha untuk mencari teman yang shalih. Sebagaimana telah kita bahas. Ketika kita memiliki teman, maka kita usahakan supaya kita bisa saling berkunjung, saling bertemu, terlebih apabila teman tersebut adalah teman yang shalih, yang memberikan kepada kita faidah-faidah ilmu, atau bertambahnya iman dan yang lainnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘azza wa jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR. Muslim)
Hadits ni menunjukkan bahwa mengunjungi teman kita yang shalih dengan tujuan karena memang kita mencintai dia karena Allah bukan karena kepentingan dunia, bukan karena mengharapkan dunia dari dia, maka itu menyebabkan Allah akan mencintai kita.
Kata Al-Imam Ibnu Hibban bahwa kewajiban orang berakal itu berusaha untuk selalu berkunjung kepada saudara atau teman-temannya dan berusaha untuk memeriksa keadaan mereka. Artinya jangan kita cuek dengan mereka. Kalau kita punya teman-teman yang shalih yang kita merasa cocok dengan mereka kita pun juga senang dengan mereka karena ketakwaannya, karena imannya, maka pada waktu itu berusaha bagaimana supaya kita punya waktu yang kita bisa berkunjung kepadanya. Walaupun tentunya tidak setiap hari. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “kunjungilah sekali-kali, niscaya akan bertambah rasa cintamu kepada mereka.”
Demikian pula memeriksa keadaan mereka. Kalau misalnya diantara mereka ada yang susah kita berusaha bantu, ada yang sedang sakit kita berusaha untuk jenguk, kita doakan mereka, jika ada yang mempunyai problematika yang barangkali bisa kita memberikan bantuan kepada mereka, baik itu berupa pikiran atau setidaknya kita bisa menghibur. Maka ini kita berusaha untuk lakukan bersama teman-teman kita yang kita cintai karena Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang yang berkunjung, ketika ia berkunjung itu hendaknya mencakup dua makna. Yang pertama, sebagai penyempurna pahala kelak diakhirat nanti dengan melakukan perbuatan seperti itu. Karena berkunjungnya kita kepada teman-teman yang shalih berpahala sebagaimana disebutkan dalam hadits yang sudah disebutkan tadi. Kedua, kita merasa nikmat berteman dengan mereka. Karena ketika berteman dengan mereka, kita mendapatkan faedah ilmu, sehingga ketika kita pulang kita mendapatkan pahala dapat faedah juga. Kalau kita memiliki teman-teman seperti itu, luar biasa.
Berkata Al Farabi, datang kepadaku Waqi’ Ibnul Jarrah seorang ulama hadits yang masyhur dari Baitul Maqdis dan berihram menunju Umroh. Waqi’ berkata, “Hai Abu Muhammad, sebetulnya ini bukan jalanku untuk pergi Umroh akan tetapi aku ingin berkunjung kepadamu dan aku bisa tinggal di rumahmu barang sehari.” Maka kemudian Waqi’ tinggal sehari di rumahnya. Lalu datang Ibnu Mubarok, dimana ia juga datang untuk umroh dari Baitul Maqdis dan ia tinggal di rumahku tiga hari. Lalu aku berkata kepada Ibnu Mubarok, “tinggalah di rumahku sepuluh hari.” Kata Abdullah bin Mubarok, “tidak, bertamu itu hanya tiga hari saja.”
Subhanallah.. Demikian para ulama terdahulu saling mengunjungi dan saling memberikan faidah. Mereka merasa senang sekali ketika dikunjungi oleh orang-orang shalih yang tentunya mereka bisa mengambil faidah dari akhlak mereka, dari ilmu mereka, dari ketakwaan mereka.
Manusia dalam masalah berkunjung kepada teman itu ada dua macam. Diantara mereka ada yang berusaha untuk memperbaiki keadaan antara ia dengan saudaranya tersebut dan berusaha untuk menghilangkan adanya kekurangan-kekurangan. Jika kamu mempunyai teman seperti ini, yaitu yang berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan kamu, yang berusaha untuk menghindari hal-hal yang bisa merusak pertemanan, maka bagus jika kamu suka untuk sering berkunjung dan berkumpul dengan orang seperti ini. Karena sering-sering berkunjung kepada orang seperti ini biasanya tidak akan menimbulkan kebosanan. Karena orang ini terus berusaha untuk memperbaiki hubungan. Dia berusaha bagaimana supaya tidak ada kekurangan didalam hubungannya dengan teman-temannya tersebut dan menjauhi berbagai macam hal yang bisa merusak hubungan. Muka yang seperti ini tidak mengapa kalau kita sering-sering berkunjung kepada orang seperti ini.
Ada lagi macam yang kedua. Yaitu orang yang tidak kokoh mencintai saudaranya tersebut dan tidak juga berusaha untuk memperbaiki hubungan. Maka kalau ternyata ada orang sifatnya seperti ini, lebih baik kita jarangkan berkunjung dengan dia. Karena terkadang jika ada orang seperti ini, semakin sering dikunjungi malah cemberut, dia tidak suka. Karena kalau sering-sering berkunjung kepada teman yang seperti ini jenisnya, itu justru menimbulkan kebosanan.
Dan diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa hadits yang menyebutkan tentang jangan terlalu sering berkunjung. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas, “berkunjunglah sekali-kali niscaya akan bertambahlah rasa cintamu itu.” Namun kata Ibnu Hibban, tidak ada satupun hadits yang shahih tentang masalah ini.
Adapun orang yang berusaha untuk memperbaiki keadaan atau hubungan antara dia dengan teman-temannya, walaupun jarang bertemu biasanya tidak akan menimbulkan kebosanan. Karena rasa cinta dengan mereka memang sudah kokoh dan kuat. Adapun kalau rasa cinta itu berkurang karena jarang bertemu, biasanya itu cinta yang dimasuki oleh kepentingan duniawi. Berbeda dengan orang yang cintanya benar-benar murni karena Allah subhanahu wa ta’ala. Walaupun jarang bertemu, tetapi tetap dia mencintainya karena Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak akan berkurang.
Simak pada menit ke – 14:26
Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Anjuran Mengunjungi Teman-Teman Yang Shalih – Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45409-anjuran-mengunjungi-teman-teman-yang-shalih/